File:JAN ENGELBERT TATENGKENG.jpg
JAN_ENGELBERT_TATENGKENG.jpg (453 × 580 pixels, file size: 39 KB, MIME type: image/jpeg)
Captions
Summary
[edit]DescriptionJAN ENGELBERT TATENGKENG.jpg |
Bahasa Indonesia: TANAH KELAHIRAN J. E. TATENGKENG
Beberapa tulisan mengenai J. E. Tatengkeng tidak memuat dengan jelas tentang keadaan tempat kelahirannya. Hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi tentang pulau Sangihe dimasa lalau. Kurangnya pengetahuan tentang tempat lahir J.E. Tatengkeng dapat mengaburkan pandangan banyak orang terutama di kalangan pegiat sastra Indonesia dalam menggali keberadaan karya J.E. Tatengkeng dan perannya dalam kehidupan social. J. E. Tatengkeng bernama lengkap Jan Engelbert Tatengkeng, dilahirkan di Pulau Sangihe, tepatnya di kampung Kolongan Mitung pada tanggal 19 Oktober 1907. Kampung Kolongan Mitung adalah bagian dari wilayah salah satu kerajaan tua dipulau Sangihe bernama Kerajaan Kolongan. Kerajaan ini didirikan pada kisaran tahun 1550 oleh Pontoralagě dan berakhir pada tahun 1580. J.E. Tatengkeng memiliki nama kesayangan pemberian orang tuanya dengan panggilan Herman. Herman dibesarkan ditengah keluraga yang berkecukupan. Marga Tatengkeng masih termasuk dalam deretan marga Bangsawan Kolongan. Kehidupan masa kecilnya juga diwarnai dengan waktu-waktu bermain dipantai Kolongan. Kehidupan J.E. Tatengkeng sangat kental dengan aturan Kristiani, karena Ayahnya adalah seorang Guru Injil. Hampir semua jenjang pendidikan yang dilaluinya berada disekolah Kristen, mulai dari sekolah dasar dan menengah di Pulau Sangihe sampai ke sekolah lanjutan di pulau Jawa. Latar belakang kehidupan kerohanian tersebut berdampak pada proses penciptaan karya-karya puisinya yang bernafaskan Tuhan seperti pada puisi berikut ini. Syair dalam puisi panggilan minggu pagi, “Kukui apang biahě, Lulungkang u apang nate” dalam bahasa Sangihě, yang berarti “Memanggil yang hidup,menangisi yang mati”. Syair ini adalah pengungkapan orang Kristen Sangihě terhadap peran lonceng Gereja dalam kehidupan sehari-hari untuk memanggil yang hidup dan menangisi yang mati. Setiap hari Minggu, orang – orang Kristen diingatkan dengan suara lonceng untuk datang ke Gereja. Lonceng juga dibunyikan saat ada orang Kristen yang mati. Tulisan ini telah di patrikan disebuah lonceng Gereja, yaitu di Gereja GMIST Imanuel Tahuna. Dalam puisi “Kucari Jawab” mengungkapkan rasa risau hati menunggu jawaban doa. Berbeda dengan puisi “ O Kata” yang dipengaruhi gaya puisi lama berstruktur pantun. Berbalas pantun adalah bagian dari kehidupan orang Sangihe dalam bersastra sejak masa lalu sampai tahun 1920-an dimasa remaja J.E. Tatengkeng. Berbalas pantun Sangihe telah menjadi dasar terhadap konsep kesenian Sangihe yang bermuatan “berbalas” dalam bahasa Sangihě disebut “ Měbawaļasě atau Měbawaļisě. Konsep berbalas dalam tradisi sastra lisan Sangihe dimulai dari berbalas pantun atau “mě papantung” atau berbalas pantun dengan cara dinyanyikan disebut “mě denden”, dan berbalas nyanyian yang berisi pantun, teka-teki, mantra, cerita, terdapat pada kesenian “mě bawalasě kantari”, berbalas nyanyian yang disertai unsur gerak disebut “mě samperě atau masamper”
PENDIDIKAN J. E. TATENGKENG J. E. Tatengkeng memulai pendidikannya di Zendings Volks School berbahasa Sangihě. (sekolah desa untuk kaum pribumi setingkat sekolah dasar yang dikelolah oleh badan penginjilan) . Zending Volk School berkedudukan di Mitung (perdusunan Kolongan) kampung halaman ibunya. Selanjutnya J.E. Tatengkeng mulai bersekolah di Christelijke Hollandsch Inlandsche School Manganitu (H.I.S adalah sekolah dasar lanjutan untuk kaum pribumi yang dikelolah oleh badan penginjilan). Jarak dari rumah J.E. Tatengkeng ke sekolah HIS Manganitu melalui darat sejauh ± 40 km melewati hutan, dan pendakian gunung. Pada saat laut tenang, Tatengkeng menggunakan perahu dayung dengan bantuan layar menyusur pantai ke arah selatan pulau Sangihě. Manganitu adalah salah satu pusat penginjilan protestan dibawah naungan Zendeling Verklaiden atau Penginil Tukang. Masa sekolah J.E. Tatengkeng mulai dari Zendings Volk School sampai ke H.I.S Manganitu diperkirakan dari tahun 1913-1924. Pada tahun 1925, J.E. Tatengkeng berangkat ke pulau Jawa. Sesampainya di pulau Jawa J.E. Tatengkeng mulai bersekolah di Christelijke Middag, Bandung, kemudian berpindah ke Christelijke Kweek School, Solo dan Christeljke Hollandse Inlandse Kweekschool, Solo (Sekolah Guru Kristen). J.E. Tatengkeng menyelesaikan studinya selama 4 tahun di Kweekschool, sedangkan di Christelijk HIK. Solo selama 3 tahun. Pendidikan disekolah tersebut diselesaikannya dalam waktu 7 tahun, dari tahun 1925-1932. Semasa bersekolah di Solo, J.E. Tatengkeng bergabung dengan organisasi pemuda Christen Jongeren Celebes (C.J.C) dan Christen Jongeren De Groote Oost (D.G.O) sebuah organisasi pemuda Kristen Timur Indonesia. Menurut seorang temanya dari Sulawesi Tenggara, dalam sebuah artikel berjudul “ Tjerita seorang kawan alm. J.E. Tatengkeng” mengatakan bahwa J.E, Tatengkeng adalah seorang yang jago berdebat (dalam diskusi). Artikel tersebut dimuat dalam majalah Ragi Buana, edisi 52-1968 beberapa saat setelah meninggalnya J.E. Tatengkeng. Di masa itu, J.E. Tatengkeng sering mengikuti ceramah dari Dr. H. A. van Andel, Dr. J.H. Bavinck dan Dr. H. Kraemer. dst,....
|
Date | |
Source | Jan Engelbert Tatengkeng. Pejuang dan Sastrawan Indonesia dari Pulau Sangihe. J. E. Tatengkeng bernama lengkap Jan Engelbert Tatengkeng, dilahirkan di Pulau Sangihe, tepatnya di kampung Kolongan Mitung pada tanggal 19 Oktober 1907. Kampung Kolongan Mitung adalah bagian dari wilayah salah satu kerajaan tua dipulau Sangihe bernama Kerajaan Kolongan. Kerajaan ini didirikan pada kisaran tahun 1550 oleh Pontoralagě dan berakhir pada tahun 1580. Raja Pontoralage tercatat sebagai penganut Khatolik pertama di Kepulauan Sangihe dan Talaud. Setelah berakhirnya kerajaan Kolongan, lahirlah kerajaan baru bernama kerajaan Tahuna yang didirikan oleh Ansaawuwo putra dari Pontoralage dengan gelar Tatehewoba pada tahun 1580 – 1625 |
Author | Alffian Walukow |
Licensing
[edit]- You are free:
- to share – to copy, distribute and transmit the work
- to remix – to adapt the work
- Under the following conditions:
- attribution – You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
- share alike – If you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same or compatible license as the original.
File history
Click on a date/time to view the file as it appeared at that time.
Date/Time | Thumbnail | Dimensions | User | Comment | |
---|---|---|---|---|---|
current | 15:37, 19 October 2015 | 453 × 580 (39 KB) | Walukow Alffian (talk | contribs) | User created page with UploadWizard |
You cannot overwrite this file.
File usage on Commons
There are no pages that use this file.
Metadata
This file contains additional information such as Exif metadata which may have been added by the digital camera, scanner, or software program used to create or digitize it. If the file has been modified from its original state, some details such as the timestamp may not fully reflect those of the original file. The timestamp is only as accurate as the clock in the camera, and it may be completely wrong.
Date and time of data generation | 13:29, 18 October 2015 |
---|---|
Orientation | Normal |
Software used | Adobe Photoshop CS4 Windows |
File change date and time | 14:06, 18 October 2015 |
Date and time of digitizing | 13:29, 18 October 2015 |
DateTimeOriginal subseconds | 00 |
DateTimeDigitized subseconds | 00 |
Color space | Uncalibrated |